0

I'tiraaf, sebuah pengakuan

Ini lagu begitu mengena, jadi ingat waktu SMU dulu, berasa ghirah dalam belajar agama, semoga dulu, saat ini dan selamanya ghirah untuk beribadah ini tidak akan ada putus-putusnya, setiap hari semakin bertambah keimanan dan keikhlasan .. Amiin
Original from RAIHAN (Malaysia)

Wahai Tuhan… Ku tak layak ke syurga-Mu
Namun tak pula aku sanggup ke neraka-Mu
Ampunkan dosaku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan rahmat-Mu, ampunkan daku… Oh Tuhan-ku
Wahai Tuhan… selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut, kami harap kepada-Mu
Suburkanlah cinta kami kepada-Mu
Kamilah hamba yang mengharap belas dari-Mu




Sebuah Pengakuan

Tuhanku… aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka

Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir
Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung
Umurku berkurang setiap hari, sedang dosa-dosaku terus bertambah

Bagaimana aku sanggup menanggungnya?
Tuhanku… hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kepada-Mu

Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?

“Begitu bertaqwanya Sahabat ini. Begitu takutnya ia kepada Allah atas kehilapannya, walaupun tak sengaja. Ia menyesal, mengapa sampai terjadi perkara yg hina itu padanya? Tentu ada maksud Allah. Mungkin ini sebagai hukuman Allah karena iapun masih suka berbuat begitu, oleh sebab itu Allah pertemukan perkara itu dengannya.

Perasaan itu membuat ia begitu takut dan malu dengan Allah, sehingga ia menghukum dirinya sendiri dan tidak mau pulang ke rumahnya selagi dirinya belum bisa menjadi manusia yg baik, sebaik yg Allah kehendaki.

0 komentar:

Posting Komentar